Ricky P.Gozali : Gertam Upaya Konkrit dalam Pengendalian Inflasi Komoditas Pangan

Intinews | Kepala kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Ricky P. Gozali menghadiri Gerakan Tanam (Gertam) cabai dan bawang merah serentak se-Sumatera Selatan yang bertempat di lahan kelompok tani Setia Makmur, Kelurahan Kebun Bunga, Palembang, Selasa (16/7/2024).

Gerakan serentak ini digagas oleh Pemerintah Provinsi Sumsel melalui Dinas Pertanian TPH Sumsel, dibuka oleh Plh Sekda  Sumsel H, Edward Chandra, SH,  serta diikuti secara virtual melalui zoom meeting oleh 17 kabupaten dan kota se Sumsel.

Ricky P. Gozali dalam keterangannya menjelaskan bahwan inflasi Sumsel tercatat sebesar 2,48% YoY melandai dari bulan sebelumnya 2,98% berada di bawah nasional dan urutan kedua terendah se Sumatera.

“Kita patut bangga atas prestasi ini”, ujarnya.

Lanjutnya, indeks harga konsumen Provinsi Sumatera Selatan pada bulan Juni terakhir 2024 mengalami deflasi sebesar 0,03% MoM. Kita mengalami penurunan harga untuk bulan sebelumnya.

Jadi harga-harga di Sumatera Selatan selama sebulan ini luar biasa dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami kenaikan 0,06%.

Ricky mengatakan kegiatan hari ini diharapkan dapat menjadi upaya konkrit dalam pengendalian inflasi komoditas pangan terutama cabe dan bawang merah yang sering menyumbang inflasi bulanan dan tahunan di semester pertama tahun 2024.

“Komoditas cabe merah dan bawang merah ini merupsksn lima besar penyumbang inflasi secara tahunan dan bulanan yang ada di Sumatera Selatan”, ungkap Ricky.

Gertam merupakan wujud nyata dari komitmen dan tim pengendalian inflasi daerah Sumsel untuk meningkatkan ketersediaan pasokan cabe dan bawang merah serta sekaligus mengantisipasi resiko defisien komunitas akibat faktor cuaca sampai dengan akhir tahun serta turut mendukung Program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP).

Dengan kita tanam cabe dan bawang merah serentak, diharapkan hingga akhir tahun kita akan mendapatkan  panen yang baik sehingga kebutuhan kita sampai dengan akhir tahun bisa terpenuhi dari hasil kita sendiri”, lanjur Ricky.

Sementara itu Pj Gubernur Sumatera Selatan yang diwakilkan oleh oleh Plh Sekda Provinsi Sumsel H Edward Chandra, SH mengatakan Sumsel memiliki potensi sumber daya alam yang sangat melimpah dan tentu potensi ini perlu kita dorong untuk dikembangkan salah satunya yaitu potensi pertanian, baik itu tanaman pangan maupun hortikultural.

“Sumber daya holtikultura antara lain buah-buahan,sayuran, tanaman hias dan tanaman obat ini memiliki peran strategis bagi perekonomian nasional baik sebagai komoditas yang bernilai tambah yang tinggi maupun sebagai stabilisator pertumbuhan ekonomi nasional”, terang Edward.

Edward juga menjelaskan untuk menjaga inflasi nasional perlu adanya standar pedoman 4K yaitu ketersediaan pasokan, kejangkauan harga, kelancaran distribusi serta komunikasi yang efektif.

“Komoditas akan semakin berkembang seiring dengan dinamika dan kebutuhan pasar namun tidak dapat dipungkiri bahwa pengembangan komoditi ini masih akan menghadapi berbagai kendala yang berkaitan dengan pengaruh iklim cuaca, skala usaha, lokasi usaha, kelembagaan serta manajemen usaha”, pungkasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Bambang Pramono menerangkan ada tiga komoditas yang terkait dengan inflasi di Sumatera Selatan yang pertama komoditas beras yang kedua bawang merah yang ketiga bawang putih cabe merah nah ini komoditas yang langsung terkait yang kami memang diberikan tupoksi oleh pak gubernur untuk bisa meningkatkan produksi serta memenuhi kebutuhan konsumsi di Sumatera Selatan.

“Produksi komoditas bawang merah dan cabai merah di tahun 2023 itu sebesar 15.270 ton, smsntara yang dikonsumsi kita satu tahun itu sekitar 30.000 6002 ton cabai merah, sehingga kita minus”, terangnya.

Jadi permasalahan utamanya untuk cabai merah dan bawang merah sulit untuk berkembang di Sumatera Selatan pertama modal usaha taninya yang keduanya jaminan pasar. (vie)

 

 

 

jackpot mahjong wins bocoran cara menang