Intinews | Maskapai Garuda Indonesia, merencanakan akan menambah jumlah armada dengan membeli sebanyak 50-75 pesawat Boeing dari Amerika Serikat (AS). Untuk diketahui, Boeing adalah perusahaan produsen pesawat terbesar di dunia
Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia (Persero/GIAA) Tbk, Wamildan Tsani menyebut, perseroan tengah melakukan penjajakan untuk membeli pesawat Boeing canggih. Jumlahnya cukup banyak sekitar 50-75 unit. Memperkuat dominasi Garuda Indonesia di bisnis airlines.
Pesawat buatan pabrikan AS yang dibidik itu, punya kenyamanan dan keamanan tinggi. Semuanya demi memanjakan penumpang airline di Indonesia.
“Kita masih penjajakan untuk kemungkinan pembelian pesawat Boeing antara 50-75 pesawat,” ujar Wamildan kepada wartawan, Jakarta, Jumat (4/7/2025).
Meskipun begitu, dia mengaku rencana tersebut masih dalam taraf pembicaraan awal.
“Rencananya, maskapai penerbangan pelat merah itu, bakal membeli pesawat Boeing dari jenis 737 Max dan 787 Max. “737 Max, ada 787 Mmax makannya masih dalam pembicaraan,” ucap dia.
Dia hanya mengatakan bahwa seluruh hal terkait rencana ini masih dalam tahap pembicaraan. Wamildan meminta seluruh pihak untuk terus menunggu kabar terbaru, jika komitmen antara keduanya sudah terjalin dan memasuki dalam kesepakatan final.
“Ditunggu aja, ya. Nilainya nanti deh, kan masih dalam tahap pembicaraan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara secara resmi mengucurkan dana pinjaman ke maskapai pelat merah, Garuda Indonesia senilai Rp 6,6 triliun atau setara USD 405 juta.
Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria menyampaikan suntikan modal yang diberikan ini menjadi bukti pendekatan baru dalam proses penyehatan atau restrukturisasi dan transformasi BUMN di bawah pengelolaan Danantara Indonesia.
Adapun nantinya, dana ini akan digunakan untuk mendanai kebutuhan maintence, repair and overhaul (MRO), yang merupakan bagian dari total dukungan pendanaan bernilai sekitar USD 1 miliar.
“Penyaluran dana ini adalah bentuk nyata dari mandat transformasi yang kami emban, dengan pendekatan yang profesional, terukur, dan mengedepankan prinsip tata kelola yang baik. Kami bukan sekadar memberikan pendanaan, namun kami hadir sebagai pemegang saham dengan mandat yang jelas dan pendekatan institusional,” ujar Dony di Jakarta, Selasa (24/6/2025).
Dana tersebut akan digunakan untuk kebutuhan pemeliharaan, perbaikan dan pemeriksaan, yang merupakan bagian dari total dukungan pendanaan bernilai sekitar US$1 miliar setara Rp31,8 triliun (kurs Rp16.400/US$). (vv)