Intinews | Dalam menghadapi berbagai tantangan keamanan di sektor hulu migas yang semakin kompleks, mulai dari ancaman fisik di lapangan, serangan siber, hingga potensi konflik sosial di wilayah operasi, SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) menyelenggarakan Rapat Kerja Sekuriti SKK Migas & KKKS Tahun 2025.
Tema yang diangkat dalam raker ini Transformasi Pengamanan Hulu Migas melalui Sinergi Teknologi, Intelijen, Pemberdayaan Masyarakat dan suistainability untuk ketahanan energi nasional nasional.
Kegiatan ini diikuti oleh para pejabat keamanan dari SKK Migas dan KKKS, aparat penegak hukum, serta pemangku kepentingan terkait lainnya, diantaranya Penasihat Khusus Presiden Bidang Energi,Purnomo Yusgiantoro, Asisten Operasi Kasal, Laksamana Muda TNI, Yayan Sofian dan Manajemen SKK Migas.
Dalam sambutannya Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto pentingnya kolaborasi lintas pihak untuk memastikan operasi hulu migas tetap berjalan aman, efisien dan berkesinambungan.
“Keamanan hulu migas merupakan tanggung jawab bersama seluruh pemangku kepentingan. Oleh karena itu, sinergi antara SKK Migas, KKKS, dan aparat keamanan negara baik TNI maupun Polri harus terus diperkuat, “ kata Djoko Siswanto, Selasa, 28 Oktober 2025
Sementara itu, KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali dalam sambutan yang disampaikan oleh Asisten Operasi KSAL, Laksamana Muda TNI Yayan Sofiyan, S.T., M.Si mengatakan Industri Hulu Migas sebagai Obyek Vital Nasional Industri Hulu Migas menjadi fokus utama pengamanan nasional yang strategi
“TNI AL merupakan bagian integral dari komponen Pertahanan Negara yang memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas dan Keamanan Wilayah Laut Nasional. Laut yang aman akan memberikan keleluasaan bagi Pemerintah dalam merealisasikan dan mengembangkan Eksplorasi Sumber Daya Laut Nasional.” katanya.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Heru Setyadi mengatakan pengamanan di industri hulu migas kini menuntut pendekatan yang lebih adaptif terhadap perubahan zaman.
“Tantangan keamanan tidak lagi hanya bersifat fisik. Kita juga harus siap menghadapi ancaman siber dan dinamika sosial di sekitar wilayah operasi. Karena itu, transformasi pengamanan melalui teknologi, intelijen, dan pemberdayaan masyarakat menjadi kunci utama menjaga ketahanan energi nasional,” ujar Heru Setyadi.
Melalui rapat kerja ini, peserta membahas agenda strategis seperti penerapan sistem keamanan digital berbasis teknologi informasi, penguatan sinergi intelijen antar lembaga, peningkatan kapasitas personel sekuriti, serta pengembangan program pemberdayaan masyarakat sekitar wilayah operasi migas untuk menciptakan lingkungan yang kondusif.
“Industri hulu migas tidak bisa berdiri sendiri. Keamanan adalah tanggung jawab bersama antara perusahaan, pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat,” kata Heru.
Rapat kerja ini juga menjadi momentum untuk memperkuat komitmen seluruh insan hulu migas dalam mendukung visi ketahanan dan kemandirian energi nasional, dengan menjadikan keamanan sebagai fondasi utama keberlanjutan operasi. (**)















