Intinews | PT PLN (Persero) terus mendorong transisi energi bersih dengan mempercepat pengembangan hidrogen hijau di Indonesia. Langkah ini menjadi bagian dari upaya mewujudkan swasembada energi dan mendukung target Net Zero Emissions 2060.
Komitmen ini ditegaskan dalam Global Hydrogen Ecosystem Summit (GHES) 2025, di mana Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan hidrogen sebagai bagian penting dalam visi besar Presiden Prabowo untuk kedaulatan energi nasional. Hidrogen hijau diproyeksikan menyumbang USD 70 miliar terhadap PDB dan menciptakan 300 ribu lapangan kerja pada 2060.
PLN menjadi pionir dalam pengembangan teknologi hidrogen, dengan mengoperasikan Green Hydrogen Plant (GHP) pertama di PLTGU Muara Karang, Jakarta, dan GHP berbasis panas bumi pertama di Asia Tenggara di Kamojang, Jawa Barat. Hingga kini, PLN telah mengembangkan 22 lokasi GHP dan mendirikan Hydrogen Center pertama di Indonesia.
“Hidrogen adalah solusi transisi energi dan simbol keberanian kita meninggalkan ketergantungan pada energi fosil,” ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo dalam keterangan resminya, Rabu (16/4/2025).
Tak hanya membangun infrastruktur, PLN juga telah mengintegrasikan hidrogen dan amonia ke dalam pembangkit listrik seperti cofiring hidrogen di PLTDG Pesanggaran, Bali dan hydrogen fuel cell generator di Gili Ketapang, Jatim. Kolaborasi juga dilakukan dengan Pupuk Kujang dalam produksi green ammonia untuk cofiring di PLTU Labuan, Banten.
Pemerintah turut mendukung lewat peluncuran Roadmap Hidrogen dan Amonia Nasional (RHAN) yang memuat 215 rencana aksi untuk pengembangan ekosistem hidrogen di dalam negeri.
Dengan strategi ini, Indonesia siap menjadi pemimpin transisi energi hijau di kawasan, menciptakan ekonomi baru dan keberlanjutan energi nasional. (**)