Intinews | Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan pada bulan Maret 2023 mengalami inflasi sebesar 0,20% (mtm), meningkat dibanding inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,08% (mtm) berdasarkan rilis inflasi Badan Pusat Statistik (BPS).
Inflasi yang bersamaan dengan dimulainya periode bulan Ramadan ini terutama bersumber dari inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,35% (mtm).
Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan, realisasi inflasi gabungan 2 Kota IHK Provinsi Sumatera Selatan tercatat sebesar 4,92% (yoy). Yang artinya, inflasi Sumsel masih berada di bawah inflasi nasional yang tercatat sebesar 4,97% (yoy).
Inflasi pada bulan laporan utamanya disumbang oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,11% (mtm). Faktor utama pendorong inflasi pada kelompok ini adalah kenaikan harga komoditas daging ayam ras dengan andil 0,100% (mtm), bawang putih andil 0,028% (mtm), dan daging sapi andil 0,022% (mtm). Tekanan harga pada komoditas daging ayam ras disebabkan oleh tingginya permintaan akan komoditas tersebut saat bulan Ramadhan di tengah harga jagung sebagai bahan utama pakan yang mengalami kenaikan.
Sementara itu, peningkatan harga pada komoditas bawang putih dan daging sapi disebabkan oleh pasokan yang belum optimal seiring dengan proses impor yang masih berlangsung ditengah permintaan saat bulan Ramadhan yang terus meningkat.
Lebih lanjut, inflasi Sumatera Selatan pada Maret 2023 juga didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara dengan andil 0,054% (mtm) dan harga emas perhiasan dengan andil 0,021% (mtm). Kenaikan tarif angkutan udara pada bulan laporan sejalan dengan peningkatan permintaan saat bulan Ramadhan dan adanya momen long weekend. Sementara komoditas emas perhiasan masih menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi tertinggi di bulan ini mengikuti pergerakan emas dunia yang terus mengalami peningkatan.
Sinergi antar lembaga menjadi kunci dalam menjaga tingkat inflasi Sumatera Selatan tetap stabil. Optimalisasi program kerja Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) kota, sampel inflasi serta perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD) terus dilakukan, diantaranya melalui penyelenggaraan capacity building anggota TPID se-Sumsel dan penandatangan MoU KAD business to business (B to B) antara Provinsi Sumatera Selatan dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk komoditas cabai merah, bawang putih, bawang merah dan cabai rawit.
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Sumsel, Erwin Soeriadimadja mengatakan, untuk memastikan ketersediaan stok dan kestabilan harga pangan pada bulan Ramadan dan jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri 1444 H, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus bersinergi diantaranya melalui kegiatan Operasi Pasar Murah Kota Lubuklinggau, Gerakan Pangan Murah Prov. Sumsel, Bazar Ramadhan Digital 1444 H Kota Palembang, serta penyelenggaraaan high level meeting (HLM) TPID Kabupaten Ogan IIir.
“Berdasarkan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi pada bulan Maret 2023 masih tercatat optimis, meski sedikit melemah dibandingkan bulan sebelumnya dimana Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE), Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara berurutan tercatat sebesar 127,11; 139.22; 133,17. Angka indeks yang lebih besar dari 100 tersebut menunjukkan kuatnya optimisme masyarakat terhadap kondisi perekonomian pada 6 bulan ke depan, baik dari aspek kegiatan usaha, peningkatan penghasilan, maupun ketersediaan lapangan kerja”, terangnya.
Meskipun demikian, Bank Indonesia tetap menghimbau agar masyarakat dapat bijak dalam berbelanja guna menjaga stabilitas harga pokok, utamanya jelang HBKN Idulfitri.
Sejalan dengan itu, sebagai langkah lanjutan untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Maret 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%.
Lanjut Erwin, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan mitra strategis lainnya, salah satunya terkait koordinasi dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) yang terus dilanjutkan melalui penguatan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
“Bank Indonesia juga berupaya memperkuat kebijakan sistem pembayaran dan ketersediaan uang Rupiah khususnya dalam periode HBKN melalui program Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idulfitri (SERAMBI) 2023”, imbuhnya.
Kerja sama internasional serta fasilitasi penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan di sektor prioritas juga terus dilakukan bekerja sama dengan instansi terkait. Lebih lanjut, bersama Kementerian/Lembaga terkait, Bank Indonesia turut menyukseskan Keketuaan ASEAN 2023, khususnya melalui jalur keuangan. (**)