Intinews | Polemik pembangunan kembali Pasar Cinde terus menjadi perhatian publik. Ketua Komisi IV DPRD Sumatera Selatan, H. Yansuri, menegaskan pentingnya melibatkan seniman, budayawan, dan sejarawan dalam proses perencanaan agar identitas sejarah pasar legendaris itu tidak hilang begitu saja.
Menurut Yansuri, keterlibatan para tokoh budaya harus dilakukan sejak awal, bukan ketika proyek sudah berjalan.
“Jangan sampai ketika pembangunan sudah dimulai baru kita melibatkan budayawan atau seniman. Seharusnya sejak perencanaan mereka sudah diajak bicara. Kalau terlambat, hasilnya bisa tanggung,” ujar Yansuri saat ditemui media, Selasa (9/9/2025).
Ia menekankan bahwa pembangunan Pasar Cinde bukan hanya soal fisik gedung, melainkan juga nilai sejarah dan identitas masyarakat Palembang.
“Fisik itu bisa dibangun ulang, tapi nilai sejarah dan ciri khas lokal kalau hilang tidak bisa lagi diganti. Karena itu harus ada pendampingan dari tokoh masyarakat, budayawan, bahkan sejarawan yang paham,” jelasnya.
Yansuri juga mengingatkan agar pembangunan tidak semata-mata mengejar aspek modernisasi. Pasar tradisional, kata dia, tetap harus diberi ruang berdampingan dengan pasar modern.
“Pasar ini bukan hanya soal ekonomi, tapi juga ruang hidup rakyat kecil. Identitasnya jangan dihapus, justru harus dipertahankan,” katanya.
Lebih lanjut, ia menyebut pembangunan Pasar Cinde sebaiknya tidak mengabaikan aspek tata ruang. Beberapa persoalan teknis, seperti lahan parkir dan penataan drainase, harus diperhatikan agar tidak menimbulkan masalah baru di kemudian hari.
“Kalau lahan parkir kurang, masyarakat sekitar juga yang kena dampaknya. Jadi semua harus dihitung matang,” tambahnya.
Menyinggung soal sumber pendanaan, Yansuri menyatakan bisa saja proyek melibatkan swasta, namun harus tetap mengedepankan kepentingan publik.
“Kalau menggunakan dana APBN atau APBD tentu bagus, tapi kalau ada keterlibatan swasta juga tidak masalah, asalkan tidak mengorbankan kepentingan masyarakat dan nilai sejarahnya,” tegasnya.
Ia berharap pembangunan ulang Pasar Cinde tidak sekadar menghadirkan bangunan megah, tetapi juga menyimpan nilai edukasi dan kebanggaan.
“Bayangkan jika Pasar Cinde bisa menjadi ikon wisata belanja sekaligus wisata sejarah Palembang. Itu akan luar biasa,” tutupnya.
Dengan pernyataan ini, DPRD Sumsel berharap pemerintah daerah dapat lebih serius melibatkan berbagai pihak, khususnya kalangan seniman dan sejarawan, agar Pasar Cinde yang baru tetap memiliki jiwa lama yang melekat di hati masyarakat Palembang. (adv)