Intinews | Indeks Dow Jones Industrial Average mencetak rekor penutupan tertinggi pada sesi ini. Seluruh 11 sektor utama di S&P 500 ditutup menguat, dengan saham sektor konsumen diskresioner membukukan persentase kenaikan terbesar, yaitu sebesar 1,9% dan disusul oleh sektor industry yang naik sebesar 1,1%. Pada sesi ini, saham Nvidia mengalami kenaikan 1,5% atau rebound dari penurunan pada hari Kamis (29/8) yang sebesar 6,4%. Selain itu, saham Intel melonjak hampir 10% menyusul laporan bahwa perusahaan sedang menjajaki opsi untuk merger. Pada hari Jumat (30/8), volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 11,2 miliar saham dengan rata-rata sebesar 11,4 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Menurut data pengeluaran konsumen AS tercatat meningkat pesat pada bulan Juli 2024. Data tersebut menunjukkan bahwa ekonomi AS tetap kuat meskipun harga naik secara moderat. Laporan tersebut turut mendukung pandangan bahwa sudah saatnya untuk The Fed mulai melonggarkan kebijakan moneternya.
Para pejabat The Fed saat ini lebih fokus terhadap sisi ketenagakerjaan untuk memberikan gambaran terkait ekspektasi belanja konsumen ke depannya. Oleh karena itu, laporan ketenagakerjaan AS yang akan dirilis minggu depan akan menjadi laporan terakhir sebelum pertemuan The Fed pada tanggal 17-18 September mendatang untuk memutuskan arah kebijakan moneter The Fed ke depan.
Kemudian inflasi kawasan uni eropa (EU) bulan Agustus turun ke level terendah sejak pertengahan 2021. Indeks harga konsumen EU tercatat naik sebesar 2,2% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan Juli 2024 yang naik sebesar 2,6% (yoy). Inflasi jasa didorong lebih tinggi oleh kenaikan tajam upah pekerja, yang meningkat menjadi 4,2% (yoy).
Bank Sentral Eropa (ECB) melihat bahwa inflasi akan mereda secara berkelanjutan menuju target 2% pada akhir 2025, tetapi ECB memprediksi akan terjadi kenaikan dan penurunan di sepanjang jalan. Data tersebut memperkuat argumen untuk pemangkasan suku bunga oleh ECB pada tanggal 12 September mendatang.
Domestic Highlights
Perkembangan dari pasar saham domestik pada akhir pekan lalu (30/8) menunjukkan IHSG ditutup menguat sebesar 1,68% (wow) ke posisi 7.670,73 dari penutupan pekan sebelumnya (23/8) pada level 7.544,30. Rata-rata nilai transaksi harian sepanjang pekan lalu naik dibandingkan pekan sebelumnya, yakni menjadi Rp35,86 triliun dari sebelumnya Rp19,20 triliun. Dengan demikian, rata-rata nilai transaksi harian sejak awal tahun senilai Rp12,7 triliun. Sementara itu, sepanjang pekan lalu investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp15,09 triliun.
Secara akumulatif, investor asing membukukan net buy senilai Rp27,73 triliun sejak awal tahun. Rupiah berdasarkan kurs Bloomberg terapresiasi ke level Rp15.455/USD dari sebelumnya sebesar Rp15.490/USD. Adapun sektor property & real estate, consumer cylicals, dan energy mencatatkan kenaikan paling besar pada tren penguatan IHSG sepanjang pekan lalu.
Kemenko Perekonomian mengatakan rasio utang pemerintah turun menjadi 38,68% terhadap PDB hingga akhir Juli 2024. Adapun angka ini masih di bawah batas aman 60% dari PDB, sebagaimana diatur dalam UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara.
Sementara Kemenaker juga mengatakan Jumlah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) mencapai 45.762 pekerja per 23 Agustus 2024. Adapun PHK ini didominasi oleh sektor manufaktur, terutama pada industri tekstil, garmen, dan alas kaki.
Kemudian Bank Indonesia menjelaskan Jumlah uang beredar Juli 2024 tumbuh 7,4% (yoy) menjadi Rp8.790,8 triliun. Meski tumbuh, tapi lajunya lebih rendah dari capaian pada Juni 2024, yakni sebesar 7,7% (yoy). BI memproyeksikan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS berada di level Rp15.300 hingga Rp15.700 pada tahun 2025. Penguatan ini didorong oleh proyeksi penurunan suku bunga bank sentral AS atau The Fed, sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 akan berada di kisaran 4,8% hingga 5,6%. Pertumbuhan ini utamanya didorong oleh peningkatan ekspor, investasi, dan konsumsi rumah tangga.
IMF memproyeksikan rasio utang pemerintah terhadap PDB akan mencapai 38,3% pada tahun 2029. Sebagai informasi, rasio utang pemerintah saat ini mencapai 38,68% per Juli 2024, sedikit menurun dari 39,13% pada bulan sebelumnya.
Kemenperin menerangkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) stagnan di level 52,40 poin pada Agustus 2024. Namun, indeks bulan ini melambat 0,82 poin dibandingkan dengan nilai IKI Agustus tahun sebelumnya. (**)