Intinews | Peran sistem pembayaran dalam perekonomian nasional terus menguat, terutama di tengah pesatnya laju digitalisasi. Sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme transfer dana ini tak hanya memfasilitasi transaksi sehari-hari, tetapi juga bertindak sebagai infrastruktur penting yang menjaga stabilitas keuangan dan mendorong efisiensi ekonomi.
Analisis Yunior Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI), M. Dicky Kusnadi menjelaskan Sistem Pembayaran (SP) berfungsi sebagai saluran penting yang menopang aktivitas ekonomi (baik pasar barang maupun pasar uang) bagi semua agen ekonomi. Kelancaran sistem ini sangat mendukung efisiensi perekonomian.
“Peran Bank Sentral di hampir setiap negara, termasuk Indonesia, diberi mandat atau tanggung jawab untuk menjaga kelancaran sistem pembayaran tersebut”, ujarnya di acara CB WEBS, Yogyakarta (25/9/2025).
Bauran kebijakan moneter dan makroprudensial demi mencapai dua sasaran utama: menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Sinergi kebijakan ini menjadi kunci di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian dan tekanan inflasi yang masih membayangi.
BI terus memperkuat kebijakan ekonomi nasional melalui kolaborasi antara Kebijakan Moneter, Makroprudensial, dan Sistem Pembayaran (SP).
“Kebijakan SP, khususnya melalui akselerasi digitalisasi dengan semangat “Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa” dalam SP, diposisikan sebagai akselerator utama yang memastikan transmisi kebijakan berjalan lancar dan efisien, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif”, lanjut Dicky.
Lebih lanjut Dicky menerangkan, sejak diluncurkan oleh BI pada tahun 2019, QRIS sebagai “game changer” tidak hanya menyederhanakan transaksi, tetapi juga menjadi motor penggerak percepatan inklusi keuangan dan penguatan kedaulatan digital negara. Pembayaran digital di Indonesia kembali mengalami lompatan besar dengan hadirnya QRIS Tanpa Pindai (QRIS Tap).
“QRIS Tap yang diluncurkan oleh Bank Indonesia (BI) pada 14 Maret 2025, memanfaatkan teknologi Near Field Communication (NFC), mengubah cara bertransaksi dari yang semula memindai kode QR menjadi hanya cukup menempelkan (tap) smartphone ke mesin terminal”, tambahnya.
Digitalisasi sistem pembayaran membawa banyak manfaat namun juga menghadapi sejumlah tantangan besar seperti, keamanan dan kejahatan siber, kesenjangan digital dan inklusi serta aspek regulasi dan kepatuhan. Untuk itu Bank Indonesia terus membuat kebijakan yang lebih kuat seperti : Penguatan dan modernisasi infrastruktur pembayaran digital; Meningkatkan struktur industri termasuk interlink antara bank dan non-bank, serta Memperkuat kolaborasi dengan industri dalam inovasi dan manajemen risiko. (vie)