Intinews | Sebagai sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Universitas Sriwijaya (Unsri) memiliki kewajiban mensukseskan pembangunan di desa.
Hal itu disampaikan Rektor Unsri Prof Dr Taufiq Marwa, SE, MSi, saat orasi ilmiah dalam kegiatan Dies Natalis Universitas Sriwijaya (UNSRI), ke 63 dengan tema ‘Pemanfaatan Sumber Daya Menuju SDGs Desa’ di Aula Magister Manajemen Unsri, Senin (6/11/2023).
Taufiq mengatakan, kegiatan orasi ilmiah difokuskan pada pembangunan desa karena perguruan tinggi memiliki kewajiban mensukseskan pembangunan di desa.
“Sejak lima tahun lalu Unsri sudah berperan dalam pembangunan desa. Membuat data desa dan data tersebut sudah banyak dimanfaatkan oleh berbagai lembaga serta pemerintah daerah. Melalui data ini bisa melakukan pengambilan kebijakan membangun desa lebih baik di Sumsel,” ujar Taufiq.
Taufiq mengatakan, untuk di Sumsel data desa lebih banyak dibandingkan dengan jumlah kelurahan yang ada. Maka itu perlu sentuhan pusat untuk mengembangkan kearifan lokal. Sebab semua desa memiliki potensi yang berbeda. Perlu kebijakan secara umum untuk dapat menggali potensi di desa tersebut.
“Unsri merupakan universitas yang paham mengenai desa. Maka itu perlu ada tindak lanjut kerja sama antara Kementerian Desa dengan Unsri. Maka desa tersebut dapat kita bangun sesuai dengan potensinya,” ungkapnya.
Sementara Wakil Menteri Desa RI Prof Dr Paiman Raharjo, MM, MSi, mengatakan, orasi ilmiah membahas pemanfaatan sumber daya yang ada di desa. Hal ini sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs) Desa. dengan 18 program unggulan yang ada dan desa. Termasuk juga desa tanpa kemiskinan, desa tanpa kelaparan.
“Saya berharap dengan kegiatan ini masyarakat semakin paham bahwa pembangunan berkelanjutan itu sendiri sangat penting. Seperti apa nawacita yang dibuat oleh kepala negara,” kata
Dia mengatakan, salah satu Nawacita Presiden RI adalah membangun masyarakat dari daerah pinggiran. Desa menjadi salah satu fokus yang menjadi sumber dalam mengentaskan kemiskinan. Sehingga desa mendapatkan banyak alokasi dana untuk mengentaskan kemiskinan.
“Seperti dalam pengembangan desa wisata. Di mana dalam pelaksanaan menjadi badan usaha milik desa secara bersama. Tak hanya dana desa ada juga anggaran yang bisa dimanfaatkan. Seperti dana Program Keluarga Harapan (PKH), dana UMKM, Kelompok Usaha Bersama (Kube) dan sebagainya,” katanya.
Dia berharap agar para kepala desa memiliki kemampuan inovatif dan kreatif dalam memanfaatkan apa yang ada di desanya. Sehingga dapat mendukung tujuan dari desa dalam membangun destinasi wisata di desa. (si)