Intinews | Wall Street mengakhiri perdagangan dengan pergerakan beragam (mixed) pada Selasa (25/2) kemarin, di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi yang diperburuk oleh laporan keyakinan konsumen AS yang mengecewakan.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq turun ke level terendah dalam satu bulan dan mencatat sesi keempat berturut-turut di zona merah, sementara indeks Dow Jones berhasil mencatat kenaikan tipis.
Menurut The Conference Board indeks keyakinan konsumen (IKK) AS menunjukkan penurunan tajam pada Februari. IKK AS pada bulan ini tercatat sebesar 98,3, turun signifikan dari bulan sebelumnya yang sebesar 105,3. Angka ini berada di bawah ekspektasi analis yang sebesar 103.
Komponen ekspektasi jangka pendek dalam indeks ini anjlok 11,3%, bahkan berada di bawah level yang biasanya dikaitkan dengan potensi resesi. Analis berpendapat bahwa data keyakinan konsumen terbaru semakin menegaskan ketidakpastian yang membayangi perekonomian. Faktor politik juga dinilai berperan dalam menekan sentimen pasar.
Kemudian dari sisi kebijakan moneter, Presiden The Fed Richmond, Tom Barkin, menegaskan bahwa situasi saat ini membutuhkan pendekatan yang hati-hati dan terukur. Data dari LSEG menunjukkan bahwa pasar keuangan memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga utamanya stabil setidaknya hingga pertengahan tahun.
Sementara itu, Bitcoin, yang sering dianggap sebagai indikator risk appetite investor, turun sebesar 6,1%. Pelemahan Bitcoin juga berdampak negatif pada saham terkait kripto, dengan Coinbase dan MicroStrategy masing-masing turun 6,4% dan 11,4%.
Perkembangan dari pasar saham domestik menunjukkan IHSG pada Selasa (25/2) ditutup melemah 2,41% (dtd) ke posisi 6.587,09 dari penutupan sebelumnya pada level 6.749,60. Nilai transaksi pada hari kemarin sebesar Rp11,78 triliun, dengan rata-rata nilai transaksi harian sebesar Rp11,33 triliun. Sementara itu, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp1,63 triliun. Secara akumulatif, investor asing membukukan net sell senilai Rp16,79 triliun sejak awal tahun. Rupiah berdasarkan kurs Bloomberg terdepresiasi ke level Rp16.345/USD dari sebelumnya Rp16.275/USD.
Berikut beberapa perkembangan dari dalam negeri lainnya, yaitu:
- Danantara akan mengelola aset tujuh BUMN besar dengan dana sekitar Rp14.670 triliun. Lembaga ini bertujuan mengoptimalkan aset negara untuk pertumbuhan ekonomi inklusif dan kesejahteraan nasional.
- Presiden RI mengeluarkan aturan baru terkait Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). Dengan kebijakan ini, pekerja yang mengalami PHK dapat menerima 60% dari gaji bulanan sebagai sumber penghasilan.
- Dewan Ekonomi Nasional (DEN) mengusulkan cukai BBM untuk mengurangi subsidi bahan bakar fosil. Anggota DEN, Chatib Basri, menyatakan kebijakan ini dapat mendukung program sosial serta inisiatif ramah lingkungan.
- Pemerintah memperbarui aturan terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA). Perubahan utama mencakup peningkatan kewajiban retensi DHE nonmigas menjadi 100% selama 12 bulan, perluasan penggunaan DHE, serta pengawasan ketat oleh DJBC, BI, dan OJK.
- Otorita IKN menyatakan minat investasi menurun dengan Letter of Intent (LoI) berkurang dari 500 menjadi 200. Hingga Februari 2025, 40 perusahaan menandatangani PKS, termasuk lima yang berinvestasi Rp1,25 triliun untuk perhotelan, perkantoran, dan universitas.Corporate Highlights
- AUTO membukukan laba bersih sebesar Rp2,03 triliun pada 2024, meningkat 10,32% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp1,84 triliun. Pendapatan bersih mencapai Rp19,07 triliun, mengalami kenaikan dibandingkan dengan Rp18,64 triliun pada 2023.
- IFSH mencatatkan laba bersih sebesar Rp83,66 miliar pada 2024, turun 60,39% dibandingkan periode 2023. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan penjualan bersih sebesar 32,16% menjadi Rp972,7 miliar.
- BFIN mencatat laba bersih sebesar Rp1,56 triliun sepanjang 2024, turun 4,87% dari tahun sebelumnya. Nilai total pendapatan dan beban perusahaan juga tercatat stagnan dan tidak ada perubahan signifikan.
- HAIS mencatatkan laba bersih sebesar Rp120,96 miliar pada 2024, turun 23,15% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan bersih tercatat sebesar Rp1,01 triliun, turun 7,44% dari Rp941,9 miliar.
- RSCH memperoleh fasilitas pinjaman total sebesar Rp150 miliar dari BMRI, terdiri dari kredit investasi dengan limit maksimal Rp140 miliar dan invoice financing sebesar Rp10 miliar. Bunga yang dikenakan atas kredit investasi adalah 8% p.a., dan 8,5% p.a. untuk invoice financing. (**)