Intinews | Di tahun 2023 ini PT Bank Central Asia Tbk optimistis dapat melanjutkannya kinerja keuangan dengan membidik pertumbuhan kredit sebesar 10% hingga 12% pada tahun ini.
“Secara keseluruhan target kredit kita tahun ini di kisaran 10% sampai 12%. Untuk sustainable portofolio kita juga menargetkan di kisaran yang sama 10-12%,” ujar Direktur Keuangan BCA, Vera Eve Lim dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (26/1).
Total kredit BCA naik 11,7% (yoy) menjadi Rp711,3 triliun di Desember 2022, lebih tinggi dari target pertumbuhan 8%-10%. Kredit korporasi naik 12,5% (yoy) mencapai Rp322,2 triliun, sedangkan kredit komersial dan UKM meningkat 10,1% (yoy) mencapai Rp210,2 triliun.
Sebagai hasil pelaksanaan dua kali expo di tahun 2022, penyaluran KPR baru mampu melampaui level pra-pandemi. Sejalan dengan pencapaian tersebut, KPR tumbuh 11,0% (yoy) menjadi Rp108,3 triliun. Sementara itu, KKB naik 13,6% (yoy) menjadi Rp46,1 triliun, mampu rebound dari penurunan di tahun sebelumnya.
Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 13,4% (yoy) menjadi Rp13,8 triliun seiring dengan meningkatnya berbagai aktivitas masyarakat, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 11,7% (yoy) menjadi Rp171,3 triliun.
Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 14,9% (yoy) mencapai Rp183,2 triliun di Desember 2022, berkontribusi hingga 25,4% terhadap total portofolio pembiayaan BCA.
Pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman. Rasio loan at risk (LAR) turun ke 10,0% di tahun 2022, dibandingkan 14,6% di tahun 2021. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat sebesar 1,7% di 2022, turun dari 2,2% di tahun sebelumnya. (ril)