Intinews | Bencana banjir bandang dan tanah longsor terparah yang melanda Aceh Tengah, termasuk kawasan Takengon, telah menyebabkan isolasi total di wilayah tersebut. Kerusakan infrastruktur parah, dengan jalan-jalan tertutup longsor dan jembatan putus, menjadikan Takengon terputus dari akses luar, tanpa listrik dan internet selama berhari-hari.
Ironisnya, saat bencana dahsyat ini terjadi, Parkside Hotel Group, jaringan hotel internasional yang berpusat di London, tengah mengadakan kegiatan tahunan General Manager (GM) Conference di salah satu properti mereka di lokasi terdampak, Portola Grand Renggali Hotel, Takengon.
Sebanyak 18 General Manager dan Executive Management Parkside Hotel Group, termasuk perwakilan dari kantor pusat, PJ. Pattel, Vice President Worldwide Operations, akhirnya ikut terisolir dan terjebak di Takengon selama tujuh hari.
Erwin Swandarugeni, General Manager Parkside Gayo Petro Hotel Takengon, sebagai perwakilan unit di lokasi, menggambarkan parahnya situasi.
“Bencana ini sungguh besar, melebihi Tsunami beberapa tahun lalu. Kerusakan akibat bencana ini lebih besar,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa terputusnya akses ke banyak desa menunjukkan betapa mendesaknya bantuan yang diperlukan.
PJ. Pattel, yang juga mengalami langsung masa isolasi, menyampaikan kesaksiannya.
“Saya berada langsung di lokasi dan sempat terisolir bersama General Manager dan Executive Parkside Hotel Group serta masyarakat Aceh,” kata PJ. Pattel. Saya melihat secara nyata bagaimana warga saling membantu di tengah keterbatasan”. terangnya.
Pengalaman ini menjadi pengingat bagi kami bahwa kepedulian dan solidaritas adalah hal yang paling dibutuhkan saat krisis.
“I see the situation Takengon area were isolated with no electric and Internet. People don’t have enough food and clean water. I feel sad about disaster in Aceh, We hope the recovery process will run quickly and that disaster victims will be given strength and patience”.
Pada tanggal 1 Desember, rombongan manajemen hotel akhirnya berhasil menembus blokade dan menuju Bandara Rembele sebelum kembali ke kota masing-masing melalui Medan dengan pesawat carter.
Sebagai wujud tanggung jawab sosial dan komitmen kemanusiaan, Parkside Hotel Group dengan cepat meluncurkan program Corporate Social Responsibility (CSR) darurat bertajuk “Parkside Peduli ACEH”. Program ini difokuskan untuk membantu korban longsor dan banjir bandang di Takengon dan sekitarnya.
Pak Mugiharjo, President Director Parkside Hotel Group, menyatakan bahwa musibah ini merupakan duka bersama.
“Musibah bencana yang menimpa saudara-saudara kami di Aceh, terutama di Aceh Tengah, bukan hanya menjadi duka masyarakat setempat, tetapi juga duka kita bersama sebagai bangsa,” katanya melalui konfirmasi telepon.
“Kami peduli dan berduka atas bencana yang terjadi, semoga bantuan dan dukungan dapat meringankan saudara-saudara kita di sana,” lanjutnya, menegaskan bahwa bantuan yang disalurkan adalah bentuk solidaritas dan komitmen untuk mendukung upaya pemulihan pasca-bencana.
Parkside Hotel Group juga berkomitmen untuk terus berkontribusi secara berkelanjutan melalui program-program sosial yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar di wilayah Takengon Aceh Tengah, serta menekankan pentingnya kolaborasi antara dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat dalam mempercepat proses pemulihan. (vv)















