Intinews | Otoritas Jasa Keuangan terus mendorong Pasar Modal Indonesia agar semakin tangguh menghadapi berbagai gejolak sekaligus berperan besar sebagai sumber pembiayaan pembangunan nasional.
“Pasar Modal Indonesia diharapkan tidak hanya tangguh menghadapi disrupsi global, tetapi juga menjadi motor penggerak pembangunan nasional yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam acara CEO Networking 2025 bertajuk “Managing Global Trade and Empowering Business Strateg” di Jakarta, Selasa (18/11/2025)
Mahendra menyampaikan bahwa ketidakpastian global saat ini telah menciptakan kondisi geopolitik baru yang harus disikapi secara strategis oleh seluruh pelaku sektor jasa keuangan, dunia usaha, dan Pasar Modal.
“Sektor jasa keuangan dan Pasar Modal memiliki peran strategis dalam menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang yang kredibel, efisien, serta mendukung transformasi industri nasional. Oleh karena itu, setiap kebijakan, keputusan, dan inovasi harus berorientasi pada keseimbangan antara daya saing dan keberlanjutan,” lanjut Mahendra.
Ia menjelaskan bahwa terdapat tiga pilar utama yang menjadi kekuatan fundamental dalam memperkuat peran sektor jasa keuangan dan pasar modal, yaitu tata kelola yang baik (good corporate governance/GCG), inovasi berkelanjutan, dan struktur permodalan yang kokoh.
Ketiga pilar ini tidak berdiri sendiri; GCG memberikan arah, inovasi mempercepat langkah, dan modal menjadi tenaga penggerak. GCG bukan sekadar kewajiban kepatuhan, melainkan fondasi kepercayaan dan keberlanjutan. Transparansi dan akuntabilitas yang kuat akan membangun kepercayaan investor dan publik.
Selain itu, inovasi berkelanjutan sangat diperlukan. Inovasi bisa berasal dari proses bisnis yang lebih efisien, adopsi teknologi digital, hingga layanan yang inklusif dan ramah lingkungan.
Keseimbangan antara ketiga pilar tersebut menentukan sejauh mana perusahaan dapat maju. Struktur permodalan yang kuat pun penting, karena di tengah volatilitas global, kecukupan modal menjadi syarat utama untuk tumbuh, berekspansi, dan berinovasi dengan keyakinan.
Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman, menyampaikan bahwa perilaku investor di Pasar Saham Indonesia kini mengalami perubahan, misalnya dalam preferensi saham yang diperdagangkan.
Perubahan ini menandakan pasar semakin beragam dan dinamis, membuka peluang lebih luas bagi emiten untuk mendapatkan exposure dan menarik minat investor baru. Likuiditas saham emiten perlu dijaga demi menjaga kepercayaan pasar dan investor.
“Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong partisipasi emiten dalam Program Liquidity Provider, sebuah inisiatif untuk meningkatkan aktivitas perdagangan dan mendukung valuasi yang lebih wajar. Dengan meningkatnya minat investor terhadap saham-saham di luar indeks utama, Program Liquidity Provider, menjadi sarana penting agar saham emiten tetap aktif diperdagangkan, dipercaya investor, dan memiliki nilai optimal di pasar,” jelas Iman.
Lebih lanjut, BEI berkomitmen membangun Pasar Modal Indonesia yang inovatif, transparan, inklusif, dan terhubung secara global guna mewujudkan target masuk dalam Top 10 Bursa Dunia berdasarkan kapitalisasi pasar. Pasar Modal diharapkan memberi manfaat optimal bagi investor, emiten, dan perekonomian melalui sinergi dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan.
Acara CEO Networking 2025 diharapkan menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara OJK, pelaku pasar, dan seluruh stakeholders Pasar Modal demi mendukung akselerasi pertumbuhan Pasar Modal Indonesia serta kontribusinya pada kemajuan perekonomian nasional.
Kegiatan tahunan ini merupakan bagian dari peringatan 48 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia, dan dihadiri sekitar 460 CEO dari emiten, anggota bursa, manajer investasi, asosiasi industri, serta berbagai pemangku kepentingan Pasar Modal.
CEO Networking 2025 juga menghadirkan sejumlah pembicara utama, antara lain: Direktur Jenderal Kerja Sama Keuangan dan Internasional Kementerian Keuangan Masyita Crystallin,
Presiden Direktur PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Hery Gunardi, dan Presiden Direktur PT Allianz Global Investors Asset Management Indonesia Aliyahdin Saugi. Selain itu, terdapat sesi inspiratif oleh Presiden Direktur PT Medco Energi Internasional Tbk, Hilmi Panigoro.
Para pembicara membahas berbagai strategi global trade, ketahanan industri, adaptasi kebijakan, inovasi operasional, hingga strategi investasi jangka panjang di tengah pergeseran kebijakan global dan tensi perdagangan internasional.
Peningkatan sinergi antara regulator, CEO, dan seluruh pemangku kepentingan diharapkan dapat mendorong percepatan pertumbuhan Pasar Modal Indonesia di masa depan sekaligus memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan ekonomi nasional. (vv)















