Intinews | PT Perusahaan Gas Negara (PGN) memproyeksikan strategi hilirisasi gas bumi akan menjadi motor penggerak utama pertumbuhan industri nasional, seiring upaya peningkatan nilai tambah energi dan dukungan terhadap transisi energi.
Hal ini ditegaskan oleh Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Mirza Mahendra, dalam acara Rembuk Energi dan Hilirisasi 2025 di Jakarta, Rabu (10/12/2025). Mirza menegaskan fokus perusahaan saat ini adalah membangun infrastruktur hilir yang mumpuni, sekaligus menjaga pasokan energi yang berkeadilan.
Mirza menjelaskan, PGN menjalankan tiga program utama untuk mengoptimalkan peran gas dengan mengoptimalkan produksi gas bumi, membangun infrastruktur hingga ke seluruh penjuru Indonesia dan pengelolaan gas bumi yang terintegrasi dan berkeadilan.
Saat ini, PGN tercatat melayani sekitar 823.000 pelanggan di seluruh Indonesia, didukung oleh jaringan pipa sepanjang 33.000 kilometer (km), serta berbagai fasilitas pendukung seperti regasifikasi, SPBG, dan LPG Processing Plant.
Mirza menyoroti potensi besar hilirisasi, di mana gas bumi tidak hanya dibakar, tetapi diolah menjadi produk turunan dengan nilai keekonomian tinggi.
“Gas bumi kalau hanya dibakar ya sudah, menguap begitu saja. Tapi gas bisa diolah menjadi metan, syngas, amonia, metanol, etil-glikol, hidrogen peroksida, dan turunannya yang memiliki nilai keekonomian tinggi,” ujar Mirza.
Hilirisasi ini memungkinkan gas bumi menjadi bahan baku industri lebih lanjut. Misalnya, amonia dapat diproses menjadi urea dan nitric acid, sementara etilen bisa menjadi bahan baku utama plastik. Pemrosesan ini secara signifikan meningkatkan nilai tambah energi nasional dan membuka peluang industri baru.
Dalam hal distribusi, PGN menyesuaikan strateginya dengan karakteristik geografis Indonesia. Untuk wilayah barat, PGN menggunakan pipa penyalur, sedangkan wilayah timur diterapkan mekanisme beyond pipeline. Mekanisme ini melibatkan pengubahan gas menjadi LNG (Liquefied Natural Gas) atau CNG (Compressed Natural Gas) untuk didistribusikan menggunakan kapal, sejalan dengan amanat Pasal 33 UUD 1945.
PGN juga memainkan peran aktif dalam isu transisi energi dan program Net Zero Emission. Inisiatif yang dilakukan antara lain pemanfaatan BioCNG, penerapan Carbon Capture Storage (CCS), dan digitalisasi jaringan untuk efisiensi.
Ke depan, Mirza menyebut hilirisasi akan mencakup Low Carbon Hydrogen yang ramah lingkungan, yang menjadikan gas sebagai bahan baku penting dalam produksi hidrogen sebagai bahan bakar masa depan.
Melalui infrastruktur yang kuat dan program inovatif ini, PGN berharap dapat meningkatkan kemandirian energi dan membuka peluang pertumbuhan industri demi tercapainya visi Indonesia Emas 2045. (vv)















