Intinews | Gubernur BI, Perry Warjiyo, menekankan pentingnya pembayaran digital dalam upaya mendorong pemulihan ekonomi.
Hal tersebut sejalan dengan tema Presidensi G20 2022 yaitu Recover Together, Recover Stronger.
Bank Indonesia telah melakukan 3 inisiatif sebagai bentuk aksi kolektif, kolaboratif dan inklusif di antara negara maju dan berkembang.
Pertama, percepatan konsolidasi industri sistem pembayaran yang terdiri atas perbankan maupun fintech.
Kedua, pengembangan infrastuktur sistem pembayaran yang terintegrasi, mendukung interoperabilitas dan interkoneksi, dengan inisiatif berupa Standar Open API Pembayaran (SNAP), ekspansi 15 juta pengguna QRIS dan BI-FAST.
Ketiga, sinergi dan koordinasi yang mencakup elektronifikasi, integrasi transformasi, serta digitalisasi UMKM.
Perry menyampaikan hal tersebut pada pembuka sesi bertajuk Inovasi Sistem Pembayaran Digital (14/2) yang merupakan bagian dari side event rangkaian pertemuan kedua tingkat Deputi Kementrian Keuangan dan Bank Sentral (Finance and Central Bank Deputies Meeting/FCBD) dan pertemuan pertama tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (Finance Ministers and Central Bank Governors Meetings/FMCBG) Presidensi G20 yang berlangsung mulai tanggal 14 s.d. 19 Februari 2022.
Gubernur BI juga mengungkapkan bahwa layanan digital banking telah berkembang secara baik dalam menyediakan pembayaran ritel.
“Perkembangan digital memerlukan kunci utama yakni keseimbangan antara inovasi dan mitigasi risiko, serta bersama-sama menuju pembayaran mancanegara”, ungkapnya. Dalam kondisi saat ini, kolaborasi dan aksi bersama antara negara berkembang dan negara maju kian penting sejalan dengan tujuan dari G20.
Di sisi domestik, berbagai strategi akan efektif apabila seluruh pemangku kepentingan bekerja sama melalui pendekatan yang inovatif dan kolaboratif. (sil)
Very excellent info can be found on website.Blog money