Intinews | Survei Bank Indonesia (BI) melaporkan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan terpantau meningkat. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Februari 2024 yang berada dalam zona optimis sebesar 135,3 lebih tinggi dibandingkan dengan 134,5 pada Januari 2024. Meningkatnya IEK didorong oleh peningkatan ekspektasi terhadap penghasilan yakni 138,6 dan ketersediaan lapangan kerja 137,0 pada Februari 2024. Nilai ini meningkat dari 134,8 dan 133,7 pada Januari 2024.
Sementara ekspektasi terhadap kegiatan usaha berada dalam zona optimis sebesar 130,3. Secara spasial, sebagian besar kota Survei Konsumen (SK) mencatat peningkatan IEK. Terbesar di kota Palembang sebesar 7,9 poin, disusul Denpasar 6,3 poin dan Bandung 5,3 poin. “Sebagian kota lainnya mencatat penurunan IEK, terutama di Kota Banjarmasin 9,9 poin, Bandar Lampung 6,3 poin dan Surabaya 4,7 poin,” tulis BI dalam surveinya, dikutip Rabu (13/3). Dari sisi ekspektasi konsumen terhadap penghasilan ke depan, juga mengalami peningkatan pada seluruh tingkat pengeluaran. Terutama pada responden dengan pengeluaran Rp 1 juta – Rp 2 juta. Peningkatan tertinggi terjadi pada kelompok usia 31-40 tahun.
Prakiraan konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja pada enam bulan mendatang terpantau tetap berada pada area optimis dan meningkat pada sebagian tingkat pendidikan. Berdasarkan kelompok usia, peningkatan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja terutama terjadi pada kelompok usia 31-40 tahun. “Di sisi lain, ekspektasi konsumen terhadap perkembangan kegiatan usaha ke depan terpantau berada dalam zona optimis pada seluruh tingkat pengeluaran dan usia responden,” tulis survei tersebut.
Kondisi Keuangan Konsumen Pada Februari 2024, rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi atau average propensity to consume ratio mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu menjadi sebesar 73,0%. Sementara proporsi pembayaran cicilan/utang atau debt to income ratio mengalami peningkatan menjadi sebesar 10,3% dan proporsi pendapatan konsumen yang disimpan atau saving to income ratio tercatat sedikit meningkat dibandingkan proporsi pada bulan sebelumnya, yaitu sebesar 16,7%.
Rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan terpantau menurun pada hampir seluruh tingkat pengeluaran terutama pada responden dengan pengeluaran Rp 1 juta – 2 juta per bulan. “Adapun porsi tabungan terhadap pendapatan terindikasi meningkat pada hampir seluruh tingkat pengeluaran, terutama pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp1 juta – 2 juta per bulan,” tulis survei itu.
Survei Konsumen merupakan survei bulanan yang dilaksanakan sejak Oktober 1999. Sejak Januari 2007 survei dilaksanakan terhadap kurang lebih 4.600 rumah tangga sebagai responden di 18 kota yakni Jakarta, Bandung, Bodebek, Semarang, Surabaya dan Medan.
Kemudian kota Makassar, Bandar Lampung, Palembang, Banjarmasin, Padang, Pontianak, Samarinda, Manado, Denpasar, Mataram, Pangkal Pinang, Ambon dan Banten. Indeks per kota dihitung dengan metode balance score yang menunjukkan jika indeks di atas 100 berarti optimis dan di bawah 100 berarti pesimis. (**)