BI Terus Dorong UMKM Untuk Menerobos Pasar Dunia

Intinews | UMKM yang merupakan pelaku usaha di level paling bawah, perlu mendapat pendampingan untuk menerobos pasar dunia. Bank Indonesia mengadakan pelatihan yang bekerjasama dengan Dinas Perindustrian Provinsi Sumsel, Asosiasi Pengusaha Pempek Kota Palembang (Asppek), Ditjen Bea Cukai dan para pelaku usaha mikro kecil menengah , Rabu (23/2).

Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sumsel Erwin Soeriadimadja menyampaikan itu saat virtual meeting UMKM Sumsel Go Export mengatakan, UMKM berkontribusi hingga 60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), namun hanya lima persen yang sudah transaksi di pasar ekspor.

“UMKM kita di pasar ekspor masih sangat kecil sekali, padahal peluangnya sangat banyak dari produk kuliner, fesyen hingga kriya,” ujar Erwin Soeriadimadja.

Dia mengatakan perlu 3 hal untuk menerobos pasar ekspor yaitu memperluas pasar, peningkatan kualitas produk, dan kemampuan memenuhi selera pasar.

Lanjutnya, poin penting adalah para pelaku usaha perlu mendapat mendampingan dari dinas/instansi terkait melalui ‘klinik’ ekspor yang menghubungkan dengan lembaga pembiayaan dan agregator, hingga mempermudah proses sertifikasi serta perizinan.

“UMKM yang terus berkembang secara dinamis maka aspek perizinan dan lainnya perlu didiskusikan bersama agar ada kemudahan” ungkapnya.


Bank Indonesia terus mendorong UMKM untuk memanfaatkan QRIS yang merupakan Kode QR Standar Indonesia sebagai metode pembayaran nontunai.

Untuk pembayaran digital dimaksudkan untuk memudahkan dalam kegiatan produksi hingga e-commerce, tapi juga untuk memastikan bahwa proses berjalan dengan cepat dan aman, terangnya lagi.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Sumsel Ir. Hj Ernila Nizar mengatakan, saat ini banyak permasalahan UMKM belum bisa mampu menuju pasar global. Ada sekitar 67.887 unit industri kecil menengah (IKM) yang terdapat di Sumsel.

“Permasalahan utama UMKM tidak dapat memasuki pasar dunia karena tidak memiliki informasi dan akses pasar yang cukup. Akibatnya mereka kesulitan mengembangkan usaha di luar negri”, ujar Ernila. (sil)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *