Intinews | Komitmen PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju dalam menjaga keanekaragaman hayati dan mensukseskan pemberdayaan masyarakat lokal, diapresiasi hingga pada level nasional.
Melalui program Belida Musi Lestari dan Small Medium Enterprise Empowerment Competition (SMEEC) Kilang Pertamina Plaju berhasil meraih penghargaan bronze dan silver di malam puncak penganugerahan ISRA 2024 yang diselenggarakan di Solo pada Kamis (27/06/2024).
Pjs Area Manager Communication, Relations & CSR PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju, Ahmad Adi Suhendra mengungkapkan bahwa Kilang Pertamina Plaju akan terus berkomitmen dalam merealisasikan program-program berkelanjutan yang mencerminkan aspek Tanggung Jawab Lingkungan Sosial (TJSL).
“Program-program CSR yang kami jalankan hingga hari ini, merupakan manifestasi dari perusahaan Kilang Pertamina Plaju yang berkomitmen penuh untuk memberikan kontribusi terbaiknya dalam mendukung realisasi tanggung jawab lingkungan sosial perusahaan sehingga dapat memberikan manfaat lebih luas nantinya.” ujar Suhendra.
Ajak Mahasiswa se Sumbagsel Dampingi UMKM Binaan
SMEEC sendiri merupakan ajang kompetisi pendampingan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) binaan Kilang Pertamina Plaju. Pesertanya adalah mahasiswa dari berbagai kampus di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel). Sebanyak 8 (delapan) UMKM binaan dilibatkan dalam kompetisi ini, mulai dari UMKM kuliner, kerajinan tangan.
Kelompok mahasiswa dari berbagai kampus di Sumbagsel itu antara lain Amigos (Keripik Tempe Bu Mar), Smeeja (Bakso Legenda), Electrizen (Kentang Mustofa Azalea), Energyzz (Madu Mauqu), 4grow (Mahar Palembang Murah), Tim Fanazzzy (Mari Berkarya) Promax (Keripik Pakcoy), dan Onschool (Rosella Hijab).
Dimulai sejak akhir 2023 lalu, SMEEC diminati sebanyak 118 tim dari 17 kampus di berbagai kampus di Sumbagsel, dan mengerucut menjadi 8 kelompok di tahap final. Peserta mengikuti tahapan seleksi infografis (19-27 Desember 2023), seleksi presentasi online (Januari 2024), pendampingan (Januari-Mei 2024), hingga tahapan presentasi final pada akhir Mei 2024 lalu.
Peningkatan penjualan produk UMKM sampai >80% dari penjualan sebelumnya. Efisiensi proses produksi dengan inovasi alat (tercipta 4 alat bantu produksi), dengan penambahan diversifikasi produk, peningkatan kualitas kemasan produk, hingga peningkatan jangkauan pemasaran dari pasar konvensional ke pasar digital.
Berbagai inovasi yang dihadirkan oleh UMKM peserta SMEEC menunjukkan bagaimana pelaku usaha dapat beradaptasi dan berinovasi untuk menghadapi perubahan iklim, Inovasi-inovasi UMKM peserta SMEEC sejalan dengan tema ISRA “Confronting Climate Change: Survive to Revive”.
SMEEC juga dapat menjadi platform untuk mendorong kolaborasi antara berbagai pihak dalam upaya bersama mengatasi perubahan iklim. Dengan semakin banyaknya UMKM yang beralih ke produksi ramah lingkungan, Indonesia dapat bergerak menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
Dalam pelaksanaannya perusahaan juga melibatkan stakeholder terkait dalam melakukan pemasaran, serta menghasilkan inovasi berupa media tanam kompos, eco-enzyme, pakan ternak, hingga alat pencacah bahan organik, pemotong dan pengupas kentang, serta alat pencetak bakso yang sedang dalam proses pematenan HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) dan publikasi dalam jurnal ilmiah.
Dalam pelaksanaannya SMEEC terus melakukan inovasi kemajuan kegiatan, hingga pada tahun ini yang sudah diselenggarakan sejak akhir tahun 2023 lalu yaitu 3rd SMEEC mampu mengajak mahasiswa se-Sumatera Bagian Selatan, dengan pendaftar tim sebanyak 118 TIM dengan 17 Instansi berbeda.
Program ini terdiri dari banyak kegiatan di dalamnya mulai dari tahap pendaftaran, tahap penyisihan hingga 8 besar, sesi mentoring, sesi praktik lapangan baik dalam bidang pemasaran dan penciptaan inovasi baru, hingga sosialisasi kepada masyarakat upaya untuk
meningkatkan perekonomian dan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan yang berkelanjutan.
Selamatkan Ikan Belida dari Kepunahan
Ikan Belida (Chitala Lopis) sebagai endemik di kawasan Paparan Sunda (Sundaland) ternyata masih eksis hingga kini. Sebelumnya, The International Union for Conservation of Nature (IUCN) Redlist pada 2020 sempat merilis kepunahannya di Pulau Jawa.
Ikan tersebut masih dalam status perlindungan penuh, dan sedang dilakukan riset serta konservasi ikan belida lewat program Belida Musi Lestari, sebagai Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju, sebuah perusahaan pengolahan migas & petrokimia di Palembang, Sumatera Selatan.
Dalam riset dan penelitian, Kilang Pertamina Plaju menggandeng Pusat Riset Konservasi Sumber Daya Laut dan Perairan Darat Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN) yang kemudian bermitra bersama beberapa lembaga akademik, salah satunya Fakultas Perikanan Universitas PGRI Palembang.
Upaya riset konservasi ikan Belida telah menunjukkan hasil yang signifikan. Hingga kini, jumlah Chitala Lopis indukan mencapai 85 ekor, G1 remaja 13 ekor, G1 benih 16 ekor (Chitala lopis), dan Ikan Belida Jawa/Putak (Notopterus notopterus) 1.154 ekor. Program ini juga mengembangkan perkawinan semi-buatan dan inovasi kriokonservasi bank semen ikan Belida Lopis & Ikan Belida Jawa.
Program domestikasi ikan Belida ini sangat penting dalam menjaga keanekaragaman hayati dan restocking populasi ikan belida ke alam. Saat ini cita-cita besar perusahaan secara bertahap ingin berkembang menuju konservasi in-situ dan berujung pada meningkatnya populasi ikan Belida sehingga bisa keluar dari status hewan dilindungi secara penuh.
Selain itu, harapannya ketika ikan Belida sudah masuk Generasi ke-2 (G2) upaya konservasi ini harus dapat ditransfer dan dilakukan oleh Masyarakat Pembudidaya Ikan sehingga keberlanjutannya dapat terjaga. (**)