Intinews | PT PLN (Persero) menggelar Green Employee Involvement di Kawasan Waduk Saguling, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (3/6). Selaras dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs), aksi bersih-bersih sampah dalam rangka Hari Lingkungan Hidup ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan semata tapi juga ikut meningkatkan perekonomian masyarakat lewat pengolahan atau daur ulang sampah.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan tugas utama PLN saat ini bukan hanya sekadar memastikan pasokan listrik yang prima ke masyarakat tetapi juga bagaimana menjaga bumi dari dampak krisis iklim.
Dalam hal ini, PLN secara nyata terus membuktikan komitmennya dengan terjun langsung bersama masyarakat melalui kegiatan Green Employee Involvement. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan di Waduk Saguling tapi juga dilakukan secara serentak oleh PLN Group se-Indonesia di 54 titik lokasi.
“PLN terus konsisten melakukan aksi bersih-bersih lingkungan dari tahun ke tahun sejalan dengan prinsip keberlanjutan, melalui kegiatan ini kami juga melibatkan masyarakat untuk berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan,” kata Darmawan.
Kegiatan Green Employee Involvement ini diikuti oleh pegawai PLN, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), komunitas lingkungan, masyarakat setempat dan TNI-Polri.
“Kami menargetkan mengumpulkan 300 ton sampah, lalu kami pilah dan dari situ sampah tersebut bakal diolah menjadi barang berdaya guna dengan kerja sama dengan kolaborator,” ujar Darmawan.
Darmawan melanjutkan, PLN sebagai perusahaan yang menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance, penting bagi PLN untuk turut serta dalam pengolahan sampah berkelanjutan. Selain itu hal ini juga sejalan dengan nilai Creating Shared Value (CSV) yang dilakukan PLN dalam memberikan dampak nyata khususnya pada perekonomian dan lingkungan sosial masyarakat.
Indra Darmawan selaku founder Bening Saguling Foundation, yayasan yang bergerak di bidang lingkungan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar Waduk Saguling, mengungkapkan apresiasinya pada PLN atas terselenggaranya acara Green Employee Involvement. Melalui acara pemungutan sampah ini masyarakat tidak hanya dapat berpartisipasi menjaga lingkungan, tetapi juga dapat merasakan manfaat ekonomis.
“Dalam program ini masyarakat diposisikan sebagai subjek dan sebagai objek. Sebagai subjek mereka ikut membantu melestarikan Sungai Citarum dan sebagai objek mereka mendapatkan pemberdayaan dan juga nilai secara ekonomi. Masyarakat diberdayakan untuk membersihkan sampah dan sampahnya dijual ke kami. Sehingga mereka dapat nilai uang untuk kehidupan mereka sehari-sehari,” terang Indra.
Sementara itu anggota Komunitas Bening Saguling, Muhammad Dzikri Fauzan menambahkan, sampah yang terkumpul dari kegiatan bersama PLN ini akan terlebih dahulu dipilah sebelum kemudian diolah menjadi barang berdaya guna.
“Kami mempunyai metode klasifikasi sampah seperti low value dan high value. Untuk sampah low value kami melakukan daur ulang dalam bentuk plastic board, kalau high value, kami sortir sesuai jenisnya setelah disortir kami daur ulang ke pabrik yang lebih besar,” ujar Dzikri.
Nantinya, hasil daur ulang dari sampah ini bisa menjadi barang berdaya guna seperti botol, gelas plastik yang bisa diolah kembali. Dzikri pun berharap kegiatan bersama PLN ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi dapat terus berlanjut sehingga dapat memberikan manfaat besar tidak hanya bagi lingkungan tapi juga bagi masyarakat sekitar dari aktivitas ekonomi daur ulang sampah yang dilakukan.
Tidak hanya di kawasan Waduk Saguling, kegiatan green employee involvement yang digelar PLN ini salah satunya juga dilakukan di Jayapura dan membawa manfaat bagi masyarakat sekitar. Koordinator Umum Komunitas Rumah Bakau Jayapura, Theresia Faradila mengungkapkan antusiasme komunitasnya dalam kegiatan ini. Ia menyampaikan kegiatan pemungutan sampah ini dapat dijadikan peluang usaha.
“Program ini merupakan kesepakatan kita bersama tentunya dalam mengurangi sampah yang mengakibatkan pencemaran lingkungan. Sebagian besar sampah yang kami kumpulkan adalah sampah plastik, rencana akan kami cacah, kemudian akan jadi bahan dasar seperti pembuatan paving block, kerajinan tatakan meja, atau dalam skala besar dibuatkan partisi ruangan dari sampah. Inilah yang kemudian jadi tantangan kami bagi komunitas untuk mengolahnya jadi barang bernilai jual,” pungkas Theresia. (**)