Intinews | Momentum peringatan Hari Listrik Nasional ke-80 menjadi refleksi penting bagi Kilang Pertamina Plaju untuk terus memperkuat kontribusi terhadap penyediaan energi bersih yang berkeadilan.
Sebagai entitas bisnis yang berfokus pada pengolahan minyak dan produksi energi nasional, Kilang Pertamina Plaju tidak hanya berorientasi pada efisiensi dan kinerja operasional, tetapi juga memiliki kepedulian tinggi terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial.
Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), perusahaan secara konsisten menghadirkan inisiatif Desa Energi Berdikari (DEB) yang berfokus pada penyediaan akses energi baru terbarukan di wilayah-wilayah yang belum terjangkau listrik secara optimal.
Inisiatif ini menjadi bentuk nyata komitmen Kilang Pertamina Plaju untuk mendorong transisi energi sekaligus memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat. Melalui DEB, perusahaan menghadirkan teknologi energi bersih seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang dikelola bersama komunitas lokal.
Menyalakan Harapan Melalui Tenaga Surya
Dalam beberapa tahun terakhir, Kilang Pertamina Plaju aktif memperluas dukungan terhadap pembangunan PLTS di sejumlah titik strategis. Hingga saat ini, total kapasitas PLTS yang didukung telah mencapai sekitar 10,98 kWp, tersebar di Kota Palembang, Kabupaten Lahat (Desa Singapure), dan Kabupaten Banyuasin (Desa Sungai Gerong dan Dusun Sembilang, Sungsang IV).
PLTS berkapasitas 2,2 kWp di Desa Sungai Gerong menjadi salah satu proyek percontohan pemanfaatan energi matahari untuk mendukung kegiatan sosial dan ekonomi UMKM Suger, PAUD & Posyandu setempat. Sementara itu, dua unit PLTS berkapasitas total 6 kWp di Dusun Sembilang, Desa Sungsang IV dimanfaatkan untuk mendukung aktivitas nelayan dan pelaku UMKM pesisir yang kini dapat bekerja lebih lama berkat penerangan memadai.
Selain itu, di Kelurahan Plaju Ulu, Palembang, PLTS berkapasitas 2,2 kWp menjadi simbol kontribusi nyata perusahaan terhadap pengurangan emisi karbon di wilayah perkotaan, menggerakkan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di kawasan perajin tempe di Kelurahan Plaju Ulu. Unit kecil lain di Desa Sungai Rebo (3 kWp) berperan memperkuat ekosistem keberlanjutan program sosial Mina Padi.
Menyusuri Sungai dan Lereng Perbukitan untuk Energi Mikrohidro
Tak hanya mengandalkan tenaga surya, Kilang Pertamina Plaju juga aktif mendukung pengembangan PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro) di wilayah-wilayah terpencil yang sulit dijangkau jaringan listrik konvensional.
Hingga kini, total kapasitas PLTMH yang didukung mencapai sekitar 69,2 kW, dengan sebaran di tiga kabupaten utama: OKU Selatan, Lahat, dan Muara Enim yang notabene merupakan dataran tinggi di Sumatera Selatan, sehingga bentang geografisnya mendukung kelayakan infrastruktur PLTMH yang mengandalkan aliran air deras untuk dikonversi menjadi energi listrik.
Di Kabupaten OKU Selatan, PLTMH berkapasitas 10 kW menjadi sumber utama penerangan bagi warga Dusun Sarwan di Kecamatan Banding Agung. Sementara di Kabupaten Lahat, satu unit PLTMH dengan kapasitas total 10 kW melayani kebutuhan listrik masyarakat Dusun Selpah yang terpencil di atas bukit.
Adapun di Kabupaten Muara Enim, terdapat tujuh unit PLTMH dengan kapasitas bervariasi antara 5 hingga 12 kW (total 38 kW) memanfaatkan aliran air dari Danau Deduhuk. Melalui infrastruktur ini, aktivitas malam hari, proses belajar anak-anak, pengelolaan agro ekowisata Danau Deduhuk dan mendukung pengolahan hasil pertanian berupa buah stroberi dan kentang berbasis pemanfaatan EBT.
Semua inisiatif energi bersih tersebut terintegrasi dalam program Desa Energi Berdikari (DEB) binaan Pertamina. Program ini bertujuan membangun desa yang mandiri secara energi sekaligus produktif secara ekonomi.
Di Sumatera Selatan, DEB telah berkembang menjadi wadah sinergi antara teknologi, lingkungan, dan pemberdayaan sosial. Masyarakat tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga pengelola dan penjaga keberlanjutan sistem energinya.
Refleksi Hari Listrik Nasional: Komitmen Pertamina Untuk Energi Bersih & Inklusif
Area Manager Communication, Relations & CSR RU III, Siti Fauzia, menyampaikan bahwa program elektrifikasi desa terpencil ini merupakan wujud nyata komitmen Pertamina dalam memperluas akses energi bersih, mendukung kemandirian masyarakat, dan mempercepat transisi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060.
“Di momentum Hari Listrik Nasional ini, kami ingin menegaskan bahwa setiap jengkal negeri berhak menikmati terang. Melalui Program Desa Energi Berdikari, Pertamina berupaya tidak hanya menghadirkan listrik, tetapi juga menghadirkan kesempatan bagi masyarakat untuk tumbuh, belajar, dan berdaya,” ujar Siti Fauzia.
Lebih lanjut ia menambahkan, program DEB menjadi bukti bahwa energi bersih bisa menjadi gerakan sosial yang mengubah kehidupan masyarakat.
“Kami ingin masyarakat menjadi bagian dari solusi. Ketika mereka mengelola sumber energinya sendiri, kemandirian energi bukan sekadar impian, melainkan kenyataan yang terus mengalir bersama arus sungai yang menggerakkan turbin ini,” imbuhnya.
Program ini berkontribusi langsung terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-7 (Energi Bersih dan Terjangkau) dan poin ke-13 (Penanganan Perubahan Iklim), serta memperkuat implementasi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di lingkungan Pertamina. (**)















