OJK dan BEI Dukung UMKM Go Publik

Intinews | Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 7 dan Bursa Efek Indonesia (BEI)  berupaya agar UMKM di Sumatera Selatan bisa go publik. Dengan pencapaian go publik, UMKM akan mampu mengembangkan usaha lebih profesional sekaligus memperoleh pembiayaan dari pasar saham.

Direktur Analisis Statistik Dan Informasi Pasar Modal OJK, Sujanto mengatakan kinerja pasar modal untuk Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) memperlihatkan membaik. Dibandingkan dengan beberapa provinsi di Sumbagsel, Sumsel memperlihatkan jumlah investor yang kian bertambah.

Di Sumsel sendiri sudah terdapat jumlah investor pasar modal baik SID, CBEST, SINVEST, EBAE dan SBN mencapai 261.894 pada tahun 2023. Jumlah ini meningkat dibandingkan pada dua tahun sebelumnya yang hanya 257.149 jumlah investor.

“Untuk UMKM sendiri yang menjadi penerbit SCF yakni 5 dengan jumlah investora SCF 1.940 dengan jumlah dana yang terhimpun SCF Rp6,71 miliar pada tahun 2021. Sedangkan pada tahun 2023,hampir sama, terdapat 5 penerbit SCF dengan 1.940 jumlah dana yang terhimpun sama,” terananya pada jumpa media, Senin (13/3/2023).

Dia menerangkan kebijakan OJK mempermudah UMKM mencari pendanaan melalui pasar modal, yakni melalui aplikasi platform digital penyelenggara, tidak harus berbadan hukum tetapi badan usaha yang juga dapat menawarkan SCF misalnya CV atau Firma.

Pasar modal di Sumsel punya dua statistik pertama jumlah SID (Single Investor Identification) dan transaksi saham yang jumlahnya terus meningkat.

“Namun ini bukan tujuan akhir kita. Kita ingin mengajak semakin banyak masyarakat berinvestasi di produk-produk pasar modal, supaya masyarakat di Sumsel tidak salah memilih instrumen investasi,” ujar Untung.

Lanjut dia, pihaknya membutuhkan media untuk membantu OJK mengenalkan produk-produk pasar modal yang bisa digunakan untuk berinvestasi agar tidak tertipu investasi bodong.

OJK mencatat pada Maret 2023, telah terdapat 13 produk RDPT yang digunakan untuk pembiayaan UMKM dengan jumlah kredit yang disalurkan ke UMKM telah mencapai Rp4,58 triliun.

Di Sumsel sendiri jumlah investor pribadi (SID) pada tahun 2022 mencapai 257.100 investor. Jumlah ini naik dibandingkan tahun 2021, yang baru 175.100 investor.

Meski jumlah investor meningkat, namun tren transaksi saham sempat menurun. Pada tahun 2022, tren transaksi mencapai 7,17 triliun rupiah, dibandingkan pada tahun 2021 hanya 7,80 triliun rupiah. (vv)