Intinews | Saham PT Garuda Indonesia Tbk ( GIAA ) dan PT AirAsia Indonesia Tbk ( CMPP ) kompak anjlok dalam tiga hari bursa berturut-turut, yakni 25-27 Maret 2024.
Pada perdagangan 27 Maret ini, saham GIAA turun 9,38% mentok auto rejection bawah (ARB) ke Rp 58, yang merupakan level terendahnya dalam 6 bulan terakhir. Pada perdagangan 25 dan 26 Maret, saham GIAA juga ambles masing-masing 7,79% dan 9,86%.
Sementara itu, saham AirAsia ( CMPP ) jatuh 9,91% mentok ARB ke Rp 100 pada perdagangan 27 Maret, dan menjadi level terendahnya dalam 5 tahun terakhir. Pada perdagangan 25 dan 26 Maret, saham CMPP masing-masing turun.
Saham Garuda ( GIAA ) dan AirAsia ( CMPP ) memerah malah menjelang mudik Lebaran 2024. Padahal mudik menjadi potensi tersendiri bagi keduanya dalam menggenjot jumlah penumpang hingga pendapatan.
Garuda Indonesia Group sempat menyatakan terus mengoptimalkan upayanya dalam mendukung kebutuhan layanan penerbangan bagi masyarakat khususnya pada periode peak season Lebaran tahun 2024 dengan menyiapkan lebih dari 1,4 juta kursi penerbangan pada periode arus mudik dan arus balik yang diperkirakan akan berlangsung pada 3 April (H-7) sampai dengan 21 April 2024 (H+11) baik untuk rute domestik maupun internasional.
“Kesiapan tersebut juga dioptimalkan dengan pengoperasian pesawat berbadan lebar hingga penambahan sedikitnya 27.500 kursi pada rute domestik dan internasional baik yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia maupun melalui anak usahanya, Citilink khususnya pada rute-rute yang menjadi pilihan utama masyarakat,” jelas Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra dalam keterangan resmi belum lama ini.
Sementara itu, entitas CMPP , yakni maskapai AirAsia Indonesia menyiapkan 350 ribu kursi. Komposisinya 60% rute internasional dan 40% rute domestik. “Mudik internasional dari Malaysia cukup dominan. Selain ada warga Indonesia yang ingin berlibur ke luar negeri,” ungkap Head of Government Relations and Corporate Communication Indonesia AirAsia, Eddy Krismeidi.
Papan Pemantauan Khusus
Sementara itu, saham Garuda Indonesia ( GIAA ) dan AirAsia Indonesia ( CMPP ) memerah bertepatan dengan dimulainya papan pemantauan khusus tahap II II ( full periodic call auction ) mulai Senin (25/3/2024) kemarin.
Saham GIAA dan CMPP sendiri masuk papan tersebut karena memenuhi kriteria 5, yakni memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir.
Dalam keterangan resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) dijelaskan bahwa pada implementasi full periodic call auction , seluruh saham yang masuk dalam papan pemantauan khusus diperdagangkan secara periodic call auction yang terdiri dari 5 sesi periodic call auction dalam satu hari.
Mekanisme perdagangan untuk efek bersifat ekuitas yang ada di papan pemantauan khusus menggunakan periodic call auction . Pada mekanisme periodic call auction , order akan dikumpulkan selama order collecting phase hingga random closing phase , yang kemudian akan dilakukan matching pada order matching phase di akhir sesi.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik sempat menyampaikan bahwa papan pemantauan khusus dapat memberikan alternatif segmentasi papan pencatatan yang lebih sesuai dengan strategi investasi investor dan memberikan transparansi atas kondisi perusahaan.
“Papan pemantauan khusus juga diharapkan dapat meningkatkan transaksi dan likuiditas perdagangan khususnya saham dengan frekuensi perdagangan rendah dan di harga Rp 50 dengan mekanisme perdagangan khusus, serta meminimalisir pembentukan harga yang tidak wajar dan proses price discovery yang lebih sesuai untuk saham dengan likuiditas rendah,”sebutnya. (v/investor.id)