Intinews | Derasnya arus digitalisasi dan perilaku masyarakat yang dinamis telah mengubah wajah perekonomian global. Perubahan signifikan dapat dilihat dari beralihnya layanan menuju teknologi yang semakin memudahkan pengguna. Transformasi ini tidak hanya menawarkan kemudahan bertransaksi, tetapi juga mendorong terciptanya ekosistem keuangan inklusif yang berdaya saing tinggi.
Seiring berkembangnya teknologi smartphone, saat ini tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi tetapi juga mampu mengakomodir berbagai kebutuhan melalui aplikasi yang mudah diunduh. Aplikasi keuangan seperti dompet digital, mobile banking, internet banking dan e-wallet telah masuk hampir di semua lapisan masyarakat. Sistem tersebut memungkinkan masyarakat melakukan pembayaran, transfer dan transaksi keuangan secara instan tanpa mengunjungi bank.
Lebih jauh lagi, akses berkembangnya teknologi juga mampu memenuhi banyak kebutuhan pengguna baik primer maupun sekunder. Hal ini terlihat jelas dengan maraknya berbagai bank digital dan platform marketplace digital seperti Shoope, Tokopedia, Buka Lapak dan sebagainya. Pada tahun 2018, Gubernur Provinsi Sumatera Selatan meresmikan marketplace Belido yang merupakan aplikasi lokal. Ini menunjukkan bahwa pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sangat peduli dalam mendorong transaksi digital. Namun sayang, Belido belum mampu berkembang dan bersaing diantara platform digital lainnya.
Sisi gelap kemudahan akses di era digitalisasi ini adalah berbanding lurus dengan tingginya tindak kejahatan siber yang berkembang bersama teknologi, yang dampaknya merugikan masyarakat. Semakin canggih teknologi maka semakin canggih pula tindak kejahatan di dunia digital. Dengan kondisi tersebut, perkembangan teknologi harus diiringi dengan jaminan keamanan yang kuat. Penerapan teknologi enkripsi data, autentikasi multi faktor serta sistem monitoring transaksi secara real time dipercaya mampu menekan potensi penipuan digital dan kebocoran data. Dengan kepercayaan keamanan yang terjaga, akan lebih banyak masyarakat yang bersedia mengadopsi layanan keuangan digital sehingga inklusi keuangan dapat berjalan dengan optimal.
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bersama lembaga keuangan, Otoritas Jasa Keuangan dan startup fintech harus mampu menciptakan iklim yang kondusif untuk penggunaan transaksi digital. Sosialisasi Program literasi keuangan digital yang rutin diselenggarakan di berbagai lini masyarakat, akan menjadi edukasi penting mengenai manfaat serta tata cara penggunaan teknologi finansial yang aman. Kebijakan yang mampu mengatasi dan menjawab semua kendala akan membangun kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan digital.
Keamanan transaksi digital memiliki dampak positif yang sangat luas, terutama dalam mempercepat inklusi keuangan. Dengan sistem yang aman, pelaku usaha akan semakin mudah melakukan berbagai transaksi keuangan tanpa harus bergantung pada bank konvensional. UMKM yang terintegrasi ke dalam sistem keuangan formal diharapkan dapat mengembangkan usahanya, menciptakan lapangan kerja baru dan pada gilirannya meningkatkan perekonomian lokal di Provinsi Sumatera Selatan.
Keberhasilan penerapan transaksi digital yang aman akan berdampak positif bagi stabilitas sistem keuangan nasional. Dengan menekan risiko penyalahgunaan data dan kejahatan siber melalui standar keamanan tinggi, sektor keuangan menjadi lebih resilient dalam menghadapi tantangan digitalisasi, sehingga inovasi di bidang teknologi finansial menjadi salah satu tolok ukur kemajuan ekonomi serta pendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
Sinergi pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, sektor swasta dan masyarakat yang terintegrasi, menjadikan inklusi keuangan melalui transaksi digital aman tidak hanya terbatas pada pemindahan mekanisme pembayaran tradisional ke platform digital. Tetapi juga menawarkan kesempatan yang sama bagi seluruh lapisan masyarakat untuk menikmati layanan keuangan dan mendukung kegiatan usaha yang menyeluruh.
Dengan dukungan regulasi yang adaptif dan inovasi teknologi yang terus berkembang, Provinsi Sumatera Selatan memiliki potensi besar untuk menjadi contoh transformasi keuangan yang sukses di era digital. Integrasi antara sistem keuangan digital yang canggih, peningkatan literasi digital dan kebijakan pro inovasi akan menjadi kunci pengembangan ekosistem keuangan yang inklusif, adil dan berkelanjutan.
Penerapan transaksi digital yang aman, akan mendorong percepatan inklusi keuangan. Keunggulan sistem digital yang mengutamakan keamanan, efisiensi dan aksesibilitas ini menjadikan masyarakat di semua lini semakin terintegrasi dalam aktivitas ekonomi formal. Hal itu tentu tidak hanya memperkuat fondasi perekonomian daerah, tetapi juga membuka peluang bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang merata dan berdaya saing tinggi. (vie)