Intinews | Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di era digital masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam penguasaan keterampilan digital serta pemahaman branding dan perlindungan merek. Menjawab kebutuhan ini, Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) menyelenggarakan Pelatihan dan Sertifikasi “Digital Marketing dan Hak Kekayaan Intelektual UMKM Binaan Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel” secara hybrid di Harper Hotel Palembang, Selasa (25/11).
Sebanyak 30 pelaku UMKM binaan dari berbagai sektor ikut berpartisipasi dalam pelatihan ini. Acara dibuka dengan sesi foto bersama sebelum dilanjutkan dengan pemaparan strategi pemasaran digital dan penguatan identitas merek oleh Yoga Pratama, Chief Finance Officer (CFO) Rumah BUMN Banjarmasin. Yoga membekali peserta dengan praktis cara mengoptimalkan platform digital, merencanakan konten, menggunakan analitik sederhana, serta strategi peningkatan penjualan yang berkelanjutan.
“Pelaku UMKM perlu memahami pola perilaku konsumen di ruang digital. Kuncinya konsisten, jelas dalam menyampaikan nilai produk, serta mampu memanfaatkan data sederhana untuk mengambil keputusan,” ujar Yoga.
Sesi berikutnya menghadirkan M. Febri Pebriadi, Analis Kekayaan Intelektual Ahli Muda dari Kantor Kemenkumham Sumatera Selatan. Dia menekankan pentingnya perlindungan kekayaan intelektual sebagai investasi jangka panjang. Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan langkah strategis untuk melindungi aset usaha, mencegah pembajakan, sekaligus memperkuat nilai tambah produk UMKM.
Peserta pelatihan, Natalia dari UMKM Rifera yang mengolah serat kayu menjadi tas dan kerajinan, mengaku mendapat manfaat langsung dari kegiatan ini.
“Pelatihan ini membuka wawasan saya tentang pentingnya branding dan perlindungan merek. Dengan pengetahuan digital marketing yang lebih terarah, saya semakin percaya diri mengembangkan Rifera agar bisa menjangkau pasar yang lebih luas,” ujarnya.
Inisiatif pelatihan ini sangat relevan mengingat potensi besar UMKM di Indonesia yang mencapai lebih dari 66 juta pelaku. Namun, hanya sekitar 36,5 persen yang memanfaatkan ekosistem digital. Data Kementerian Koperasi dan UMKM menunjukkan pelaku usaha yang memasuki pasar digital mampu meningkatkan produktivitas hingga 2–3 kali lipat. Sementara tingkat pendaftaran HKI yang masih sekitar 20 persen mengindikasikan perlunya literasi dan pendampingan yang lebih intensif.
Rusminto Wahyudi, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, menyatakan bahwa pengembangan kompetensi UMKM adalah bagian dari komitmen perusahaan untuk mendorong kemandirian ekonomi masyarakat.
“Kami ingin memastikan para pelaku UMKM benar-benar siap bersaing. Literasi digital, kemampuan memasarkan produk, dan perlindungan merek adalah fondasi penting. Harapan kami, UMKM binaan semakin mandiri, naik kelas, dan menjadi penggerak ekonomi di daerahnya,” kata Rusminto.
Dengan peningkatan kapasitas, penguatan daya saing, serta perlindungan kekayaan intelektual, pelatihan ini mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Tujuan 4 (Pendidikan Berkualitas), Tujuan 8 (Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan Layak), dan Tujuan 9 (Inovasi, Industri, dan Infrastruktur). (vv)















