Intinews | PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Subholding Gas Pertamina, menegaskan kembali komitmennya dalam memperkuat ketahanan energi nasional di tengah meningkatnya peran gas sebagai sumber energi transisi. Dalam diskusi Energy Insights Forum, Gas Outlook 2026, PGN menyoroti dua strategi kunci: percepatan penguatan infrastruktur dan membangun kolaborasi lintas sektor.
Direktur Manajemen Risiko PGN, Eri Surya Kelana, mengungkapkan bahwa proyeksi kebutuhan gas pelanggan PGN diperkirakan akan terus tumbuh sebesar 2 hingga 3% per tahun. Angka ini mencerminkan pentingnya gas dalam bauran energi Indonesia, terutama saat beralih dari energi fosil yang lebih intensif karbon.
Menurunnya pasokan dari sumber gas pipa konvensional menuntut PGN untuk segera melakukan diversifikasi. Eri menjelaskan bahwa fokus utama PGN di sektor midstream dan downstream adalah memastikan gas tersalurkan secara andal, baik melalui jalur pipa maupun nonpipa.
“Untuk menjaga kesinambungan suplai, kami terus mencari sumber gas baru, termasuk mengoptimalkan pemanfaatan LNG domestik,” terang Eri.
Pemanfaatan Liquefied Natural Gas (LNG) kini menjadi krusial sebagai solusi jangka pendek sambil menunggu beroperasinya sumber-sumber gas skala besar di masa depan, seperti Lapangan Masela dan Andaman. Langkah ini menunjukkan upaya PGN dalam memaksimalkan infrastruktur yang ada dan mencari alternatif pasokan yang fleksibel.
Saat ini, PGN mengelola jaringan gas terbesar dan terintegrasi di Indonesia, yang membentang lebih dari 35.000 km jaringan pipa, dilengkapi dengan berbagai fasilitas LNG. Infrastruktur masif ini menjadi penopang utama penyaluran gas ke lebih dari 800 ribu sambungan rumah tangga, serta sektor industri dan komersial yang membutuhkan pasokan energi yang stabil.
Adanya tiga tantangan utama yang harus dihadapi bersama oleh semua pemangku kepentingan: Availability (Ketersediaan Pasokan): Memastikan sumber gas baru dapat dialokasikan dengan baik, Affordability (Keterjangkauan Harga): Mengelola peningkatan porsi LNG dalam bauran energi yang berpotensi memengaruhi harga jual dan Accessibility (Aksesibilitas Infrastruktur): Memastikan kesiapan dan fleksibilitas jaringan untuk menghubungkan pasokan ke titik permintaan (demand) secara efisien.
Eri Surya Kelana menekankan bahwa kunci untuk mengatasi tantangan tersebut adalah orkestrasi dan sinergi yang kuat.
“Penguatan infrastruktur, baik pipa maupun nonpipa, menjadi kunci agar pasokan dapat terhubung ke titik-titik demand secara efisien. Kami mendorong orkestrasi antara Pemerintah, pelaku hulu, pelaku usaha midstream dan downstream, serta sektor industri,” tutup Eri, sambil menegaskan pentingnya aspek kepatuhan (compliance) dalam setiap kegiatan operasional dan investasi korporasi.
PGN berkomitmen untuk terus meningkatkan keandalan operasional, efisiensi, dan koordinasi demi mendukung penyediaan energi yang stabil bagi seluruh masyarakat dan sektor industri Indonesia. (vv)















