Intinews | Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mencatatkan kinerja yang secara keseluruhan tetap baik pada triwulan III 2025. Meskipun menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi, transaksi berjalan berhasil membukukan surplus yang signifikan.
Secara keseluruhan, NPI pada triwulan III 2025 mencatat defisit sebesar 6,4 miliar dolar AS. Namun, posisi cadangan devisa tetap kuat, berada di angka 148,7 miliar dolar AS pada akhir September 2025. Angka ini setara dengan pembiayaan 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, jauh di atas standar kecukupan internasional (sekitar 3 bulan impor).
Kinerja positif utama datang dari transaksi berjalan (Current Account), yang mencatat surplus sebesar 4,0 miliar dolar AS atau setara 1,1% dari PDB. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan dengan defisit 2,7 miliar dolar AS (0,8% dari PDB) pada triwulan II 2025.
Surplus ini ditopang oleh kenaikan ekspor nonmigas, terutama surplus neraca perdagangan barang nonmigas, serta peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara yang menurunkan defisit neraca jasa. Neraca pendapatan primer juga membaik karena turunnya pembayaran imbal hasil investasi asing. Meski defisit neraca perdagangan migas meningkat seiring naiknya harga minyak global, keseluruhan transaksi berjalan tetap surplus.
Sementara itu, transaksi modal dan finansial mencatat defisit sebesar 8,1 miliar dolar AS karena ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi. Invstasi langsung masih mencatat surplus sebagai cerminan persepsi positif terhadap prospek ekonomi dan iklim investasi domestik. Namun, investasi portofolio mengalami defisit akibat keluarnya modal asing dalam bentuk surat utang, serta defisit dari investasi lainnya karena kenaikan pembayaran pinjaman sektor swasta.
Akibatnya, NPI pada triwulan III 2025 secara keseluruhan mencatat defisit 6,4 miliar dolar AS. Meski demikian, posisi cadangan devisa pada akhir September 2025 tetap tinggi sebesar 148,7 miliar dolar AS, yang setara dengan pembiayaan 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, jauh di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati dinamika ekonomi global yang memengaruhi NPI dan memperkuat kebijakan bersama pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga ketahanan sektor eksternal. Kinerja NPI sepanjang 2025 diperkirakan tetap kuat dan berdaya tahan, didukung surplus neraca perdagangan nonmigas dan arus masuk penanaman modal asing yang berkelanjutan. (vv)















