3 Vitamin Penting Selama Isoman

Intinews | Sampai pekan pertama Agustus 2021, penambahan kasus positif Covid-19 harian di Indonesia masih berada di atas angka 30 ribu. Bahkan, jumlah kasus aktif di Indonesia menjadi terbesar keenam di dunia dengan 507.117. Situasi pandemi masih mengkhawatirkan. Sementara, banyak beredar informasi terkait Covid-19 yang tidak valid sumbernya. Bahkan, Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat 1.828 konten hoaks mengenai Covid-19 telah tersebar melalui sosial media sejak Januari 2020 hingga awal Agustus 2021.

Banyak hoax yang beredar seputar pengobatan Covid-19, yang belum terbukti kebenarannya. Informasi yang keliru mengenai Covid-19 tidak hanya membingungkan masyarakat, tetapi juga berisiko membahayakan kesehatan.

Tatalaksana dan pedoman isoman yang dimaksud meliputi non-farmakologis (non-obat), seperti panduan menjaga rumah tetap higienis serta perilaku 3M oleh pasien dan keluarganya. Juga, tak kalah penting, panduan secara farmakologis (terkait obat-obatan), termasuk anjuran pentingnya nutrisi tambahan untuk membantu membangun imunitas tubuh.

Vitamin yang Penting Selama Isoman

Pemahaman yang benar mengenai asupan nutrisi yang tepat dalam menjaga dan memulihkan imunitas tubuh selama pandemi sangat penting. Praktisi kesehatan, dr. Gia Pratama, mengatakan, imunitas tubuh memproteksi diri dari serangan dari luar, yaitu mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur yang membahayakan kesehatan. Imunitas yang prima semakin krusial dibutuhkan di tengah situasi mewabahnya suatu penyakit, seperti sekarang.

“Pemilihan asupan nutrisi untuk mendukung imunitas juga tidak boleh sembarangan. Apalagi hanya didasarkan pada ‘katanya’, lebih-lebih hoaks. Informasi yang benar berbasis sains harus diutamakan,” jelasnya.

Secara umum, vitamin yang dibutuhkan selama isoman tidak perlu terlalu berlebihan, cukup vitamin C, D, dan Zinc. Ketiganya berperan dalam menjaga dan memulihkan imunitas tubuh. Sebagai sumber antioksidan, vitamin C turut membentuk kekebalan tubuh agar mampu membunuh mikroba. Sementara, vitamin D berfungsi menghambat sel monosit untuk melawan berbagai jenis infeksi dan menyingkirkan sel-sel tubuh yang rusak.

Juga penting dalam membangun daya tahan tubuh, Zinc berperan mencegah masuknya patogen/parasit dan mengurangi replikasi berbagai virus yang sudah terlanjur masuk ke dalam tubuh.

Berapa Dosis Vitmain C yang Dianjurkan?

Menanggapi hoaks mengenai konsumsi vitamin C berdosis 1.000 mg yang dianggap berlebihan dan mengancam kesehatan, dr. Gia kembali menjelaskan bahwa sistem pencernaan manusia memiliki kemampuan terbatas untuk menyerap vitamin C.

Berbagai studi memperlihatkan bahwa penyerapan vitamin C dalam tubuh mengalami penurunan hingga dosisnya tersisa kurang dari 50%. Lalu, begitu jaringan tubuh mengalami kejenuhan vitamin C (atau kandungan berlimpah), maka jumlah yang berlebih akan terekskresi melalui urine. Artinya, pada individu yang sehat, vitamin C berdosis tinggi tidak membahayakan tubuh, asalkan tidak melebihi batas dosis maksimal 2.000 mg per hari.

Konten keliru lain yang tersebar menyebut konsumsi suplemen berjenis tablet effervescent yang dianggap mengandung soda dan membahayakan tubuh. dr. Suci Sutinah, Country Medical Lead Consumer Health Bayer Indonesia, mengatakan menerangkan, suplemen dalam format effervescent justru memiliki kelebihan lebih mudah diserap.

Sebab, saat masuk ke dalam tubuh sudah berbentuk cairan, tidak lagi berupa tablet padat. Gelembung gas karbondioksida yang terbentuk berfungsi membantu penyerapan mikronutrisi di dalam saluran cerna. Buih atau gelembung tersebut berbeda dengan minuman bersoda karena tidak mengandung gula sama sekali dan tidak menyebabkan kembung sehingga aman untuk lambung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *